PJ Blog | Cacing sonari atau para peneliti menyebutnya dengan nama ilmiah Polyphheretima Elongata juga ada pula yang menyebut Metaphire longa adalah sebuah cacing yang memiliki ciri-ciri fisik serupa: berwarna abu-abu, hidup di tanah dan bawah pohon, hingga saat ini banyak ditemukan di kawasan pegunungan Jawa Barat.
Panjang cacing sonari bisa mencapai 1,5 meter dan usia hidupnya sekitar 15 tahun. Cacing seukuran itu pernah dan banyak ditemukan di salah satu pegunungan di Jawa Barat, tepatnya di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Tubuh cacing sonari lembut dan terdiri dari cincin-cincin yang disebut 'annuli'. Tapi cacing ini berbeda dengan cacing kalung atau cincin. Juga beda dengan cacing tanah di permukiman.
Warga Pegunungan Pangrango menamakan cacing tersebut sonari atau sondari karena kemampuannya 'bernyanyi'. Pada malam hari, cacing mengeluarkan suara seperti peluit.
Berdasarkan penelitian, cacing sonari paling banyak digunakan untuk pengobatan tradisional, mulai sakit panas hingga tipes. Bisa juga jadi bahan kosmetik dan karena itu jadi komoditas ekspor.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan cacing sonari diperjualbelikan. Harganya sekitar Rp 40 ribu per ekor atau per kilogram.
"Mereka (pencaari cacing) biasanya bekerja per kelompok," ujar Siti dalam keterangannya, Sabtu (13/5) kemarin.
0 Response to "Harga Cacing ini lumayan mahal 40 ribu per ekor atau per kilo"
Posting Komentar