MASA DISINTREGASI(1000-1250 M)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam
FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 5A
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya dengan untaian alhamdulillahi robbil ‘alamiin.
Sholawat serta salam tetap terlimpah pada junjungan kita nabi muhammad SAW, keluarga dan para shahabat serta para pengikutnya sampai hari kiamat.
Pada kesempatan ini kami telah menyelesaikan makalah sejarah peradaban islam dengan judul “masa disintregasi(1000-1250 M). Dalam makalah ini akan kami ulas beberapa hal yang terkait dengan masa disintregasi, apa yang ada di tahun 1000-1250 masehi.
Akhirnya kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf, kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
05 oktober 2011
penyusun
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Disintregasi dan Penyebabnya
B. Dinasti Yang Memerdekakan Diri dari Daulah Abbasiyah dan Faktor Penyebabnya
C. Perebutan Kekuasaan dalam Pemerintahan Abbasiyah
D. Pengertian Perang Salib
E. Sebab Sebab Mundurnya Pemerintahan Bani Abbasiyah
BAB III:PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam merupakan agama rahmatallil ‘alamiin. Hal ini dapat dibuktikan dengan sepeninggal nabi Muhammad, syiar islam tetap diperjuangkan oleh para sahabat yaitu khulafaur rasyidin, kemudian dilanjutkan dengan berdirinya dinasti dinasti sepeninggalnya.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, bahwasanya keberadaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah membawa pengaruh besar dalam peradaban islam. Bani Abbasiyah yang memegang kekuasaan dalam kurun waktu yang cukup panjang kurang lebih 524 tahun telah mengalami beberapa periode baik dalam perkembangannya maupun kemundurannya. Berikut ini akan kami jabarkan periode kemunduran ataupun masa disintregasi daripada daulah Abbasiyah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari masa didintregasi dan apa penyebabnya?
2. Dinasti apa saja yang memisahkan diri dari Baghdad dan apa faktor penyebabnya?
3. Bagaimana perebutan kekuasaan dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
4. Apa yang dimaksud dengan perang salib?
5. Apa yang menyebabka mundurnya pemerintahan Abbasiyah?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Maasa disintregasi dan penyebabnya
Masa disintregasi merupakan masa kemunduran ataupun masa kemerosotan dalam sejarah peradaban dan perkembangan islam bani Abbasiyah setelah mengalami masa kejayaan pada periode pertama(132H/750M-232H/847M)
Sebenarnya masa disintregasi sudah terasa setelah periode pertama, namun baru benar benar terasa pada tahun1000-1250 M.
Adapun penyebab yang melatar belakangi masa ini adalah sebagai berikut:
a. Setelah peride pertama, khalifah sepeninggalnya sangat lemah, karena dibawah pengaruh kekuasaan lain.
b. Kecenderungan untuk hidup mewah melebihi pendahulunya sehingga menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.
c. Banyaknya daerah yang memerdekakan diri dari kekuasaan pusat dan mendirikan dinasti dinasti kecil.[1]
d. Persaingan antar bangsa
e. Masuknya unsur turki dalam pemerintahan yaitu sebagai militer pemerintahan yang cenderung mementingkan kepentingan sendiri dan berebut jabatan.[2]
Dapat disimpulkan bahwa masa disintregasi adalah masa kemunduran bani Abbasiyyah setelah mengalami masa kejayaan.
Adapun faktor penyebab masa ini adalah:
a. Setelah periode pertama, khalifah sepeninggalnya sangat lemah.
b. Kecenderungan untuk hidup mewah.
c. Banyaknya daerah yang memerdekakan diri dari kekuasaan pusat dan mendirikan dinasti dinasti kecil.[3]
d. Persaingan antar bangsa dan masuknya unsur turki dalam pemerintahan
2. Dinasti yang memerdekaakan diri dari Baghdad
Dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad pada masa bani Abbasiyah antara lain adalah sebagai berikut:
a. Dari bangsa Persia
· Thahiriyyah di Khurasan(205-259H/820-872 M)
· Shafariyyah di Fars(254-290H/868-901M)
· Samaniyyah di Transoxomania(261-389H/873-998M)
· Sajiyyah di Azerbaijan(266-318H/878-930M)
· Buwaihiyyah, menguasai Baghdad(320-117/923-1055 M)
b. Dari bangsa Turki
· Thuluniyyah di Mesir(254-292H/837-903M)
· Ikhsyidiyyah di Turkistan(320-560 H/932-1163M)
· Ghaznawiyyah di Afganistan(351-585H/962-1189M)
c. Dari bangsa Kurdi
· Al Barzuqani(348-406H/959-1015M)
· Abu Ali(380-489H/990-1095M)
· Ayyubiyah(564-648H/1167-1250M)
d. Dari bangsa Arab
· Idrisiyyah di Maroko(172-375H/788-935M)
· Aghlabiyyah di Tunisia(184-289H/800-900M)
· Dulafiyyah di Khurdistan(210-285H/825-898M)
· Alawiyah di Tabaristan(250-316H/864-928M)
· Hamdaniyyah di Aleppo dan Maushil(317-394 H/919-1002M)
· Mazyadiyyah di Hillah(403-545H/1011-1150M)
· Ukailiyyah di Maushul(386-489H/996-1095M)
· Mirdasiyyah di Aleppo(414-472H/1023-1079M)
e. Dinasti yang mengaku khilafah
· Umawiyah di Spanyol
Latar belakang timbulnya dinasti dinasti kecil ini adalah:
a. Luas wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah, sementara komunikasi pusat dan daerah cenderung sulit dilakukan, bersamaan dengan kurangnya kepercayaan penguasa terhadap pelaksana pemerintahan.
b. Dengan profesionalisme angkatan bersenjata dari luar, terutama Turki. ketergantungan kholifah terhadap mereka sangat tinggi dan secara tidak langsung mengakibatkan kehancuran struktur kekuasaan dari dalam kekhalifahan itu sendiri sehingga banyak penguasa yang ingin melakukan otonomi.[5]
c. Keuangan negara yang sangat sulit sehingga tidak sanggup memaksa pengiriman pajak ke Baghdad dikarenakan bayaran tentara sangat tinggi.
d. Persaingan antar bangsa yang sama sama ingin menonjolkan dirinya.
Dapat disimpulkan dinasti yang memerdekakan diri diantaranya adalah:
· Dinasti dari bangsa Persia(5 dinasti)
· Dinasti dari bangsa Turki(4 dinasti)
· Dinasti dari bangsa Kurdi(3 dinasti)
· Dinasti dari bangsa Arab(8 dinasti)
· Dinasti yang mengaku sebagai khilafah
Latar belakang timbulnya dinasti tersebut antara lain:
· Luas wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah,.
· Adanya angkatan bersenjata dari luar, terutama turki. ketergantungan kholifah terhadap mereka sangat tinggi dan secara tidak langsung mengakibatkan kehancuran struktur kekuasaan sehingga banyak penguasa yang ingin melakukan otonomi.
· Keuangan negara yang sangat sulit.
· Persaingan antar bangsa.
· Perbedaan kepahaman antara sunni dan syiah.
3. Perebutan kekuasaan di pemerintahan abbasiyah
Pada masa khalifah al mu’tashim, beliau memberikan kebijakan dengan menarik tentara turki untuk bekerja pada dinasti Abbasiyah. Dikemudian hari para tentara itu menguasai istana dan memerintah seenaknya sebagai Amir Al Umara. Hal ini berlanjut sanpai khalifah Al Mustakfi bi Allah(944-946M)mengundang dan meminta bantuan pada Ahmad Ibn Abu Shuza yang beraliran Syiah dari dinasti Buwaih, kemudian Ahmad menyerang Baghdad(945 M)dan berhasil mengusir tahta Turki. Hal ini menjadi peluang bagi Ahmad untuk melemahkan kekuasaan khalifah.[7] Dikemudian hari kekhalifahan berpindah ke dinasti dinasti diantaranya dinasti Buwaih(945-1055M) dan dinasti Saljuk(1055-1160M).[8]
1. Dinasti Buwaih(945-1053M)
Didirikan oleh 3 bersaudara yaitu Ali, Hasan dan Ahmad pada tahun 945-1005 M. mereka adalah keturunan Abu Shuja Buya(Buwaih)salah satu pemimpin sebuah suku Dailam di daerah pegunungan di pesisir utara laut Kaspia yang beraliran Syiah, sementara bani Abbas beraliran Sunni.
Adapun kebijakan yang diambil adalah:
a. Memindahkan kekuasaan dari Syiraz ke Baghdad
b. Muncul dan berkembangnya ilmuwanbesar diantaranya:
· Al Faraby(w. 950 M)
· Ibnu Sina(980-1037 M)
· AL Farghani, Abd Al Rahman Al Shufi(w. 986 M)
· Ibnu Maskawaih(w. 1030M)
· Abu Al A’la Al Ma’arri(973-1057M)
· Kelompok Ikhwan Al Shafa
c. Pembangunan kanal kanal, masjid, dan rumah sakit dsb
d. Kemajuan di bidang ekonomi, pertanian dan perdagangan dan industri terutama permadani.
Kekuasaan Bani Buwaih tidak bertahan lama, sepeninggal 3 bersaudara tersebut terjadi perebutan kekuasaan diantara anak anak mereka.
Adapun faktor yang menyebabkan kemunduran Bani Buwaih:
1. Faktor internal
a. Perebutan kekuasaan di kalangan keturunan bani buwaih
b. Pertentangan dalam tubuh militer antara golongan dari Dailan dan keturunan Turki.
2. Faktor eksternal
a. Semakin gencarnya serangan Byzantium ke dunia islam
b. Semakin banyaknya dinasti dinasti kecil yang membebaskan diri dari kekuasaan pusat di Baghdad.
2. Dinasti Saljuk
Latar belakang munculya dinasti ini adalah perebutan kekuasaan diantara Al Malik Al Rahim dari Bani Buwaih yang dirampas oleh panglimanya Arsehan Al Basasiri. Dengan kekuasaannya dia bertindak sewenang wenang terhadap Al Malik dan Al Qaim dari bani Abbas, kemudian dia mengundang khalifah dinasti Fathimiyah(Al Munthashir)untuk menguasai Baghdad. Hal ini mendorong Al Malik untuk meminta bantuan Tughril Bek dari Dinasti Saljuk untuk memasuki Baghdad dalam usaha untuk menggagalkan rencana Arsehan.Al Malik dipenjarakan dan berakhirlah kekuasaan bani Buwaih kemudian dimulailah kekuasaan bani Saljuk.
Dinasti Saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Ghuz di Turkhistan.
Adapun kebijakan kebijakan yang diambil Tughril Bek:
1. Memusatkan pemerintahan di Naisabur dan Ray.
2. Melakukan penaklukan kembali dinasti yang memisahkan diri dan mengakui kedudukan Baghdad.
3. Membendung ajaran Syiah dan mengembalikan ajaran Sunni.
4. Melakukan perbaikan pemerintahan, berupa mengembalikan jabatan perdana menteri yang sebelumnya di hapus bani Buwaih.
5. Berkembangannya ilmu pengetahuan diantaranya:
· Berdirinya Universitas Nizhamiyah(1065 M)
· Berdirinya Madrasah Hanafiyah di Baghdad
6. Adanya tokoh ilmuan diantaranya:
· Al Zamaksyan(tafsir, bahasa dan teologi)
· Al Qusyaini(Tafsir)
· Abu Hamid Al Ghazali(Teologi)
· Al Farid Al Diin Al Attar dan Umar Khayyam(Sastra)
7. Pembangunan masjid, jembatan, jalan raya dan irigasi(khalifah malik syah)
8. Melakukan perluasan wilayah dari Kasygon sampai Yerussalem.wilayah luas dibagi 5 bagian:
· Saljuk besar(429-522H/1037-1127M) menguasai Khurazan, Ray, Jabal, Irak, Persia dan Aharas. Merupakan induk dari yang lain. Jumlah syeikh 8 orang
· Saljuk Kirman(433-583H/1040-1187M) di bawah kekuasaan keluarga Qawurt Bek Ibn Dawud Ibn Mikail Ibn Saljuk. Jumlah syeikh yang memerintah 12 orang
· Saljuk Iran dan Khurdistan(511-590/1117-1194M), pemimpin pertamanya adalah Mughirst Al Din Mahmud. Saljuk ini berturut turut diperintah oleh 9 syeikh
· Saljuk Syiria(487-511H/1094-1117M) diprintah oleh keluarga Tutush Ibn Alp Arsehan Inb Dawud Ibn Mikail Ibn Saljuk. Jumlah syeikh yang memerintah 5 orang
· Saljuk Ruum(470-700H/1077-1299M) diperintah oleh keluarga Qutlumish Ibn Isrel Ibn Saljuk dengan jumlah syeikh yang memerintah 17 orang.[9]
Adapun kholifah sepeninggal Tughril Beik adalah sebagai berikut:
a. Alp Arsehan(455-465h/1063-1072m)
b. Maliksyah(465-485H/1072-1092M)
c. Mahmud(485 487H/1092-1092M)
d. Barkiyruq(487-498H/1094-1103M)
e. Maliksyah II(498H/1103M)
f. Abu Syuja’ Muhammad(498-511H/1103-1117M)
g. Abu Haris Sanjar(511-522H/1117-1128M)
Setelah Sultan Malik Syah dan perdana menterinya Nizam Al Mulk meninggal saljuk mengalami kemunduran dikarenakan perebutan kekuasaan oleh keluarga, sehingga banyak dinasti yang memisahkan diri darinya.
Dapat disimpulkan bahmwa perebutn kekuasaan di pust pemerintahan bani Abbas sangat lemah sehingga dapat dengan mudahnya dikuasai oleh dinasti dinasti, terutama Dinasti Buwaih dan Saljuk yang sukup lama berkuasa.
4. Perang salib
Sebab sebab terjadinya perang salib adalah:
a. Kebencian dan keinginan balas dendam atas kekalahan dalam peristiwa manzikart(464H/1071M) yaitu tentara Alp Arsehan yang berkekuatan 15.000 prajurit dapat mengalahkan tentara romawi sejumlah 200.000 prajurit.
b. Penguasa saljuk menetapkan beberapa peraturan terkait dengan ziarah ke baitul maqdis yang dirasa terlalu memberatkan umat kristen
Dari sebab tersebut maka Paus Urbanus II berseru pada umat kristen untuk melakukan perang suci atau yang bisa di sebut perang salib, yang terbagi menjadi beberapa periode, diantaranya:
1. Periode Pertama(1095M)
Dipimpin oleh Godfrey, Bohemond dan Raymond dengan tujuan ke Konstantinopel kemudian ke Palestina dan kemudian memperoleh kemenangan besar dan kemudian mendirikan 4 kerajaan latin yang masing masing terletak di Edessa(Baldawin),Timur(Bohemond), Baitul Maqdis(Godfrey), Tripoli(Raymond).
2. Periode ke dua(1144M)
Pada tahun 1144 M Aleppo, Hamimah dan Edessa bisa ditaklukkan kembali oleh Imaduddin Zanki, penguasa Mushul dan Irak, kemudian Anthiodhea(1149M) dan tahun 1151 seluruh Edessa bisa dikuasai. Hal ini membuat orang kristen kembali mengobarkan perang salib dan Yerussalem berhasil dikuasai kembali dan pada akhirnya orang romawi membuat perjanjian dengan tentara muslimin yang disebut dengan Shulh Al Ramlah yang berisi kebebasan berziarah bagi orang ktristen di Baitul Maqdis(tidak akan diganggu)
3. Periode Ketiga(1219M)
Meskipun sudah ada perjanjian ternyata kaum kristen tetap berusaha untuk menguasai Baitul Maqdis. Pada tahun 1219 M umat kristen yang dipimpin oleh Frederick berusaha untuk menguasai mesir terlebih dahulu sebelum menguasai Palestina.kemudian Malik Al Kamil(penguasa dinasti Al Ayyubiyah Mesir)membuat perjanjian denagn kaum kristen yang pada saat itu sudah berada di Dimyat yang isinya:
· Frederickbersedia melepaskan Dimyat, sementara Palestina di kembalikan pada Frederick
· Frederick menjamin keselamatan orang muslimin yang berziarah ke sana
· Frederick tidak akan memberi bantuan lagi pada kristen di Syiria
Dan pada perkembangan selanjutnya islam dapat menguasai Palestina pada tahun 1247M Oleh Al Malik Al Shalih
Perang salib membawa dampak yang cukup buruk bagi perkembangan pengetahuan dalam islam. Buku buku yang diterbitkan oleh orang islamsebagian besar dibawa orang orang kristen untuk diterjemahkan(di adopsi) dan sebagian kecilnya dibakar.
Dapat diambil kesimpulan bahwa perang salib adalah perang suci antara kaum muslimin dan kaum kristen. Yang terbagi dalam 3 periode:
· Periode Pertama(1095M)
· Periode Kedua(1144M)
· Periode Ketiga(1219M)
5. Sebab Sebab Kemunduran Bani Abbasiyah
a. Faktor internal kemunduran bani abbasiyah:
1. Persaingan an antar bangsa
Khilafah abbasiyah didirikan oleh keluarga Abbas yang turut digabungi oleh orang orang Persia yang pada mulanya dilatar belakangi oleh persamaan derajat pada masa Bani Umayyah. Setelah diproklamirkannya dinasti Abbasiyyah terjadi pertentangan diantaranya:
a. bahwasanya orang Arab yang memiliki ras istimewa dan menganggap non arab sebagai bangsa yang lemah, sedangkan orang Persia menganggap dirinya adalah yang berhaak memegang kekuasaan.
b. Adanya fanatisme kebangsaan karena perluasan wilayah abbasiyah yang mencapai Maroko, Irak, Syiria, Persia, Turki, dan India(Fanatisme Syu’ubiyyah)
c. Praktik perbudakan yang dilakukan bani Abbas terhadap budak budak persia dan turki. Oleh karena merasa jumlah mereka yang besar mereka mersasa bahwa negara adalah milik mereka.
d. Kecenderungan masing masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan.
2. Kemerosotan ekonomi
Disebabkan oleh:
a. banyaknya wilayah yang memisahkan diri dan tidak membayar upeti
b. banyaknya kerusuhan yang mengganngu perekonomin masyarakat
c. diperingannya pajak
d. pengeluaran membengkak karena kehidupan khalifah yang mewah dan maraknya korupsi.
3. konflik keagamaan
yaitu terjadinya pertentangan antara:
a. kaum muslim dan kaum zindiq yang juga menimbulkan konflik bersenjata
b. antar aliran dalam islam, Mu’tazilah dan kaum Salaf dalam hal bid’ah
faktor eksternal kemunduran bani abbasiyah:
a. serangan bangsa Mongol ke Baghdad
b. perang salib yang berlangsung beberapa periode yang menelan banyak korban jiwa selaligus merusak peradaban islam
dapat disimpulkan faktor faktor yang menyebakan kemunduran bani Abbasiyah adalah:
a. faktor internal
· persaingan antar bangsa
· kemerosotan ekonomi
· konflik keagamaan
b. faktor eksternal
· serangan tentara mongol
· adanya perang salib
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Masa disintregasi adalah masa masa kemunduran bani abbasiyyah setelah mengalami masa kejayaan.
Adapun faktor penyebab masa ini adalah:
a. Setelah peride pertama, kholifah sepeninggalnya sangat lemah.
b. Kecenderungan untuk hidup mewah
c. Banyaknya daerah yang memerdekakan diri dari dari kekuasaan pusat dan mendirikan dinasti dinasti kecil.
d. Persaingan antaar bangsa
e. Masuknya unsur turki dalam pemerintahan.
2. Dinasti yang memerdekakan diri diantaranya adalah:
· Dinasti dari bangsa Persia(5 dinasti)
· Dinasti dari bangsa Turki(4 dinasti)
· Dinasti dari bangsa Kurdi(3 dinasti)
· Dinasti dari bangsa Arab(8 dinasti)
· Dinasti yang mengaku sebagai khilafah
Latar belakang timbulnya dinasti tersebut antara lain:
· Luas wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah,.
· Adanya angkatan bersenjata dari luar, terutama turki. ketergantungan kholifah terhadap mereka sangat tinggi dan secara tidak langsung mengakibatkan kehancuran struktur kekuasaan sehingga banyak penguasa yang ingin melakukan tonomi.
· Keuangan negara yang sangat sulit.
· Persaingan antar bangsa
· Perbedaan kepahaman antara Sunni dan Syiah
3. Perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan bani Abbas sangat lemah sehingga dapat dengan mudahnya dikuasai oleh dinasti dinasti, terutama dinasti Buwaih dan Saljuk yang sukup lama berkuasa.
4. Perang Salib adalah perang suci antara kaum muslimin dan kaum kristen. Yang terbagi dalam 3 periode:
· Periode Pertama(1095M)
· Periode Kedua(1144M)
· Periode Ketiga(1219M)
5. faktor faktor yang menyebakan kemunduran bani Abbasiyah adalah:
a. faktor internal
· persaingan antar bangsa
· kemerosotan ekonomi
· konflik keagamaan
b. faktor eksternal
· serangan tentara Mongol
· Adanya Perang Salib
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Abdul, M. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta:Pustaka Book Publisher, 2007
Abdurrahman, Dudung Dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Yogyalarta:LESFI, 2002
Wijdan, Aden Dkk. Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta:Safiria Insania Press, 2007
Yatim, Badri, Dr, M.A. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II.Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada, 2008
Rofiq, Choirul, M.Fil.I. Sejarah Peradaban Islam. Ponorogo:Stain Ponorogo. 2009
[1] Dr. Badri yatim M.A. sejarah peradaban islam dirosah islamiyah II. PT raja grafindo persada. Jakarta 2008. Hal 63
[2] Dudung abdur rahman. Dkk. Sejarah peradaban islam dari zaman klasik sampai moderen. LESFI. Yogyakarta. 2002 hal. 19
[3] Dr. Badri yatim M.A. sejarah peradaban islam dirosah islamiyah II. PT raja grafindo persada. Jakarta 2008. Hal 63
[4]Badri yatim, Ibid 66
[5] Choirul rofiq, sejarah peradaban islam, (ponorogo:stain ponorogo press,2009),154
[6] Badri yatim, ibid 67
[7] M. Abdul karim,sejarah pemikiran dan peradaban islam,(yogyakarta:pustaka book publisher, 2007), 157
[8] Aden wijdan dkk,pemikiran dan peradaban islam,(yogyakarta:safiria insana press, 2007), 27
i want learn to read it.
BalasHapus