FAWATIHUSSUWAR DALAM AL QUR’AN



FAWATIHUSSUWAR DALAM AL QUR’AN
Makalah ini Disusununtuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Ulumul Qur’an”



    Dosen Pengampu
Drs. Farid ma’ruf
Disusun oleh
Edi purwanto
Sriatun

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI 04A)
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN FAWATIHUSSUWAR

      Di dalam Al Qur’an terdapat huruf huruf awalan dalam pembukaan surat dalam bentuk yang berbeda beda. Hal ini merupakan salah satu  ciri kebesaran Allah dan kemaha tahuanNya, sehingga kita terpanggil untuk meneliti dan mengkajinya. Dengan adanya keyakinan bahwa semakin dikaji ayat ayat tersebut, maka semakin luas pengetahuan kita. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan ilmu tafsir yang kita lihat hingga sekarang ini.

      Fawatihussuwar secara bahasa adalah pembukaan surat yang terdapat dalam AlQur’an karena posisinya terletak di awal surat dalam Al Qur’an. Seluruh surat dalam Al Qur’an di buka dengan 10 macam pembukaan dan tidak ada 1 suratpun yang keluar dari 10 macam surat tersebut. Setiap macam pembukaan memiliki rahasia tersendiri sehingga sangat penting untuk kita pelajari. Ia merupakan bagian ayat mutasyabihat karena bersifat mujmal(global), muawwal(memerlukan takwil) dan musykil(sukar dipahami).

B.     MACAM MACAM FAWATIHUSSUWAR

      Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang fawatihussuwar dalam Al Qur’an. Diantaranya adalah imam Al Qashtthalani,beliau membagi ke dalam 10 macam. Sementara Ibnu Abi al Ishba juga telah melakukan penelitian dan beliau membagi kepada 5 macam saja. Dan dalam pembahasan ini kami akan mengetengahkan pendapat Al Qasthalani:
Adapun 10 macam menurut beliau adalah:
1.      Pembukaan pujian kepada Allah SWT yang ada 2 macam, yaitu:
a.       Menetapkan sifat-sifat terpuji.
1)   Memakai lafadz hamdalah, terdapat dalam surat  Al Fatihah, Al Kahfi dsb.
2)   Memakai lafadz tabaarok,  terdapat dalam 2 surat yaitu Al Furqon dan Al Mulk.
b.      Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif dengan menggunakan lafadz tashbih sebagaimana terdapat dalam surat Al Israa, Al Hadiid dsb
2.      Pembukaan dengan al Istiftah bin nida’
Nida’ disini ada 3 macam yaitu:
a.       Nida’ untuk nabi, terdapat dalam surat Al Ahzab, At Tahrim dan At Talaq dsb
b.      Nida’ untuk mukminin, terdapat dalam surat Al Maidah dan Al Hujurat
c.       Nida’ untuk manusia, terdapat dalam surat Annisa’ dan Al Hajj
3.      Pembukaan dengan huruf yang terputus (Al Munqoti’ah)
Terdiri dari beberapa bentuk, sebagai berikut:
a.       Terdiri dari 1 huruf, terdapat dalam 3 surat yakni QS.Shad, QS.Qaf, QS. Nun
b.      Terdiri dari 2 huruf, terdapat dalam 10 surat, yakni QS. Al Mukmin, Al Fussilat, As Syuaraa, Al Zukhruf, Al Dukhon, Al Jatsiah, Al Ahqof, Tohaa, An Naml, Yaa Siin.
c.       Terdiri dari 3 huruf, terdapat dalam surat Al Baqoroh, Ali Imron, Al Ankabut, Ar Rum, Luqman, As Sajadah, Yunus, Huud, Ibrahim, Yusuf, Al Hijr, Qoshos, dan Asy Syuaraa’
d.      Terdiri dari 4 huruf, terdapat dalam surat Ar Ro’du dan Al A’rof
e.       Terdiri dari 5 huruf, terdapat dalam surat Maryam dan As Syuaro
4.       Pembukaan dengan sumpah, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
a.       Sumpah dengan benda angkasa, misalnya An Najm, At Thoriq dsb
b.      Sumpah dengan benda bawah, terdapat dalam surat At Thiin dan Al ‘Adiyaat dsb
c.       Sumpah dengan waktu, terdapat dalam surat Al ‘Ashr dan Al Lail.
5.      Pembukaan dengan kalimat(jumlah)
Dibagi menjaadi 2 macam:
a.       Jumlah ismiyah, terdapat dalam surat At Taubah, An Nuur, Az Zumar, Muhammad, Al Fath, Ar Rahman, Al Haqqoh, Nuh, Al Qodr, Al Qori’ah, Al Kautsar
b.      Jumlah fi’liyah,  terdapat dalam surat Al Anfal, Al Mukminun, Al Anbiya’, Al Mujadalah, Al Ma’arij, Al Qiyamah, Al Balad, Abasa, Al Bayyinah, Al Takatsur
6.      Pembukaan dengan syarat, terdapat dalam surat At Takwir, Al Infithor, dll
7.      Pembukaan dengan kata perintah, terdapat dalam surat Al Alaq, Al Jiin, Al Kaafirun, Al Falaq, An Naas
8.      Pembukaan dengan pertanyaan, terdapat dalam surat Al Ghotsiyah dan surat Al Insyirah
9.      Pembukaan dengan doa, terdapat dalam surat Al Muthoffifin
10.  Pembukaan dengan alasan, terdapat dalam surat Al Quraisy




C.    PENDAPAT ULAMA TENTANG FAWATIHUSSUWAR

1.      Mufassir dari kalangan tasawuf
Ulama tasawuf berpendapat bahwa fawatifussuwar adalah huruf yang terpotong potong yang masing masing diambil dari nama nama Allah, atau yang tiap tiap hurufnya merupakan penggantian dari suatu kalimat yang berhubungan dengan sesudahnya atau huruf itu menunjukkan kepada maksud yang dikandung oleh surat yang surat itu dimulai dengan huruf huruf yang terpotong itu.
2.      Mufasir orientalis
Pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorang orientalis yang bernama Noldeke dari jerman, yang kemudian di koreksi, bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama nama para sahabat nabi
3.      Al khuwaubi
Mengatakan bahwa kalimat kalimat itu metupakan ashbih bagi nabi mungkin suatu waktu nabi dalam kedaan lali ataupun sibuk dan sebagainya
4.      Rasyid Ridha
As Sayyid Rasyid Ridha tidak membenarkan Al Kuwaibi di atas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu. Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan Ar Razi bahwa tanbih ini sebenarnya di hadapkan kepada orang orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang orang kafir apabila nabi membaca AlQur’an mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak memperhatikannya, seperti dalam surat Al Fushilat ayat 6
5.      Mufasir dari kalangan syiah
Kelompok syiah berpendapat bahwa jika huruf huruf awalan itu dikumpulkan setelah di hapus ulangan ulangannya maka akan berarti”jalan Ali adalah kebenaran yang kita pegang teguh”. Kemudian di jawab oleh kelompok ahlu sunnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang mereka peroleh dari huruf huruf awalan itu yang di hapus di ulangan ulangannya dengan mengatakan”benarlah jalanmu bersama kaum ahlu sunnah”
Dari pendapat para ahli tentang fawatihussuwar, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi di dasari oleh pendidikan dan ilmu ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al Qur’an secara luas

D.    URGENSI STUDI FAWATIHUSSUWAR
Al Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan. Fawatihussuwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat dalam Al Qur’an. Pemaparan tentang fawatihussuwar khususnya menyangkut al huruf al muqotto’ah, tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil mengungkapkan latar belakang ataupun keterangan yang valid yang secara historis bisa membuktikan hubungan hubungan fawatihussuwar.
Urgensi terhadap fawatihussuwar tidak terlepas dari konteks penafsiran Al Qur’an. Penggalian penggalian makna yang lebih dahulu melalui karakter bab ini, akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang di dasarkan pada data  historis yang konkrit ataupun penafsiran yang menduga duga. Lebih dari itu, tentu saja kita tetap meyakini eksistensi Al Qur’an, kebesarannya, keagungannya juga rahasia kemukjizatannya.
Adapun sebagian dari urgensinya sebasai berikut:
1.      Sebagai tanbih (peringatan) dan dapat memberikan perhatian baik bagi nabi, maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini
2.      Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalam fawatihussuhwar banyak sekali hal hal yang mengandung rahasia rahasia Allah yang kita tidak dapat mengetahuinya
3.      Sebagai motivasi untuk selalu mencari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
4.      Untuk menghilangkan keraguan terhadap Al Qur’an, terutama bagi kaum muslimin yang masih lemah imanya karena sangat terpengaruh oleh perkataan perkataan musuh islam yang mengatakan pada Al Qur’an itu adalah buatan Muhammad, dengan mengkaji fawatihussuwar kita akan merasakan keindahan keindahan bahasa Al Qur’an itu sendiri bahwa Al Qur’an itu datang dari Allah SWT.




DAFTAR PUSTAKA


Hakim, M. Baqir. 2006.  Ulumul Qur’an. Jakarta:Al Huda
Al Maliki Al Hasani, Muhammad. Samudra Samudra Ilu Al Qur’an(Ringkasan Kitab Al Itqan Fi Ulum Al Qur’an ). Bandung:PT Azary Mizan Pustaka
Al Utsmain, Muhammad Bin Shalih. 2006. Ushulun Fi At Tafsir Edisi Indonesia. Jakarta:Pustaka As Sunnah
Al Ustmain Hikmah, Muhammad Bin Shalih. 2006. Belajar Mudah Ilmu Tafsir Penerjemah Farid Qurusy. Jakarta:Pustaka As Sunah
Abdul Djalal H.A. 1975. Ulumul Qur’an . Surabaya:Biro  Penerbitan Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya




0 Response to "FAWATIHUSSUWAR DALAM AL QUR’AN"

Posting Komentar