KONSEPSI TRADISI PRA ISLAM, MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN TRANSFORMASI NILAI ISLAM



KONSEPSI TRADISI PRA ISLAM, MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN TRANSFORMASI NILAI ISLAM
A.       Pendahuluan
Bagi setiap muslim, mempelajari dan memahami kehidupan dan perjuangan nabi Muhammad merupakan keniscayaan, dan mengikuti ajarannya merupakan suatu kewajiban. Beliau adalah nabi terakhir yang diutus pada seluruh umat manusia dan menjadi penyempurna bagi ajaran ajaran para nabi terdahulu. Sosok yang namanya terkenang sepanjang masa dan tak tertandingi oleh tokoh dunia manapun. Keluhuran budi pekertinya menjadi suri tauladan bagi siapapun yang mendambakan kedamaian dan kebahagiaan. Nabi Muhammad rahmatal lil ‘Alamiin.

B.       Arab pra islam dan realitas sekitarnya
Bangsa arab adalah penduduk asli jazirah arab. Semenanjung yang terletak di bagian barat daya Asia. Sebagian permukaannya merupakan padang pasir dengan iklim yang sangat panas. Para ahli geologi memperkirakan, dataran arab terdahulu merupakan  sambungan padang pasir yang terbentang antara gurun Sahara di Afrika dan gurun Gobi di Asia Tengah.
Bangsa arab merupakan rumpun bangsa Smit, yaitu keturunan Sam Ibn Nuh, serumpun dengan bangsa Babilonia, Kaldea, Aysuria, Ibrani, Punisia, Aram dan Habsyi.  Para sejarawan Arab membagi Arab dalam 2 suku besar yaitu Arab Baidah dan Arab Baqiyah. Arab Baidah adalah bangsa Arab yang sudah punah sebelum islam lahir. Adapun bangsa baqiyah terbagi menjadi 2 yaitu Arab ‘Aribah (Qathaniyah) yang dinisbatkan pada Qathan moyang mereka  dan Arab Musta’ribah yang merupakan keturunan dari nabi Ismail yang bukan berasal dari Arab.atau dalam sebutan lain disebut dengan bangsa ‘Adnaniyun.[1]
1.         Dari segi pemukiman
Bangsa arab dibedakan menjadi 2 yaitu :
·           Ahl Al Badwi
Adalah penduduk padang pasir, mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap, tetapi secara nomaden, untuk mencari sumber air dan padang rumput, mata penghidupan dengan berternak kambing dan biri biri serta kuda dan unta.
·           Ahl Al Hadlar
Adalah penduduk yang sudah bertempat tinggal di kota atau daerah yang sudah subur. Hidup dengan berdagang bercocok tanam dan industri.
2.         Dari segi struktur masyarakat
Terdapat sistem kabilah yang merupakan organisasi keluarga besar yang biasanya hubungan antar anggotanya terikat dengan pertalian darah (nasab). Akan tetapi juga ada yang berdasarkan ikatan perkawinan, suaka polotik atau sumpah setia. Sebuah kabilah dipimpin oleh Syaikh Al Qabilah yang dipilih berdasarkan anggota yang paling tua usianya. Solidaritas kesukuan atau ashabah qabaliyah dalam kehidupan masyarakat arab sebelum islam terkenal amat kuat. Olek karena itu, perselisihan perorangan acap kali menimbulkan peperangan yang berlangsung cukup lama. [2]
Sebelum islam, kondisi dan kedudukan wanita sumbernya bervariasi, ada yang menyatakan bahwa di kalangan arab terdapat suku suku wanita, seperti Ummu Aufah, Kindah dan sebagainya yang berdiam di Makkah, Madinah, Yaman, merekalah yang menentukan segala kebijakan. Tetapi kebanyakan wanita tidak ada harganya di mata masyarakat. Mereka tidak lebih dari pada barang yang layak untuk diperjual belikan di pasar.
Selain itu terdapat pula kelompok yang dikenal dengan kaum hanif. Penganut agama nabi Ibrahim. Mereka sangat sedih dengan kelakuan bangsa arab yang rusak moral mereka akibat merosotnya kondisi sosial ekonomi politik agama.[3]
3.         Ilmu pengetahuan dan Kebudayaan bangsa arab jahiliyah
Masa pra islam dibagi menjadi 2, yaitu masa pra ialam yang pertama meliputi masa yang amat panjang, yang tidak dapat diketahui hal ihwalnya dan pra islam yang kedua yaitu masa 150 tahun sebelum islam lahir. Kata jahiliyah berasal dari kata jahl yang tidak diartikan sebagai jalh ilm,tapi jahl hilm.
Bangsa arab pra islam sudah mengenal dasar dasar ilmu pengetahuan, bahkan dalam hal seni  dan sastra mereka memiliki kemajuan yang sangat pesat. Syair syair jahili amat kaya dengan informasi yang berkaitan dengan peradaban mereka.
Bangsa arab jahili memiliki beberapa pasar untuk membacakan syair dan untuk berjual beli yang bernama pasar Ukadh, Majinnah dan Dzul Majaz.
4.         Agama bangsa arab jahiliyah
Sebagian besar bangsa arab jahili adalah penyembah berhala. Setiap kabilah memiliki petung tersendiri, sehingga tidak kurang dari 360 patung bertengger di ka’bah yang suci. Ada 4 patung yang terkenal yaitu Latta, Uzza, Manah dan Hubal milik kabilah Quraisy. Selain menyembah berhala, ada beberapa kabilah yang syabiah (penyembah bintang), penyembah binatang, penyembah jin, disamping mereka juga percaya bahwa malaikat merupakan anak tuhan.





C.       Masa Nabi Muhammad di Makkah
Rasulullah lahir dari kalangan bangsawan Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah ibn Abn Muthoalib dan ibunya yang bernama Aminah binti Wahab. Lahir pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Ayahnya wafat setelah 3 bulan menikahi ibunya dan ibunya wafat ketika usia nabi Muhammad 6 bulan setelah kelahiran, pengasuhan selanjutnya diberikan pada kakeknya Abdul Mutholib,nabi disusui oleh Tsuwaibah, Halimah Binti Dzuaib. Selang 2 tahun, Abdul Mutholib meninggal dunia dan dilanjutkan pengasuhannya oleh pemannya Abu Tholib.
Pada usia 12 tahun, nabi ikut pamannya berdagang ke Syiria bersama pamannya. Ditengah perjalanan pamannya bertemu dengan pendeta Bukhara’ yang memberi nasehat untuk menjaga baik baik nabi Muhammad. Untuk mengisi kesehariannya nabi Muhammad mengembala kambing.
Pada usianya yang ke 25, beliau dilamar saudagar kaya yang bernama Khadijah karena kekagumannya ketika pada nabi Muhammad ketika dalam bekerja sama dalam berdagang dengan Abu Tholib. Mereka menikah dengan usia Khadijah 40 tahun dan nabi 25 tahun.
Popularitas Nabi tidak muncul secara tiba tiba, sejak dari kecil beliau dikenal sebagai orang yang berbudi pekerti sangat luhur  dan berkepribadian mulia. Tidak pernah menyembah berhala dan makan makanan yang haram.  Terlebih ketika usianya 35 tahun beliau mendapat gelar Al Amin, karena dalam memberikan putusan pengangkatan Hajar Aswad beliau memberikan putusn yang sangat adil dan bijaksana.
Pada malam senin 17 ramadhan tahun 13 sebelum hijriyah, nabi berkhalwat di gua Hira dan mendapat wahyu yang pertama yaitu surat Al ’Alaq 1 – 5, peristiwa ini membuat beliau cemas dan kembali dengan rasa takut, kemudian sang istri menenangkannya dengan menyelimutinya, tak berapa lama, turunlah wahyu yang kedua surat Al Mudatsir 1 – 7.
Dakwah Nabi Muhammad di makkah ditempuhnya selama 13 tahun dengan 3 tahap :
1)        Secara diam diam
Sebagi dasar adalah surat Al Mudatsir ayat 1 – 7, Nabi mengajak keluarga dan sahabat sahabat terdekatnya, diantaranya adalah istrinya, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakr, Zaid bin Haritsah dan sebagainya. Nabi mengajarkannya di rumah Arqam bin Abil Arqam dan berlangsung selama 3 tahun.
2)        Dakwah semi terbuka
Sebagai dasar adalah surat Al Syu’ara 214. Nabi memperluas dakwahnya kepada Bani Hasyim.
3)        Dakwah secara terbuka
Sebagai dasar adalah surat Al Hijr ayat 15. Nabi memperluas ajarannya ke seluruh masyarakat Makkah.

Dengan dimulainya dakwah secara terang terangan, orang Quraisy terkejut dan marah. Mereka bangkit menentang dakwah nabi dan berbagai cara untuk menghalanginya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka menentang dakwah nabi :
·         Persaingan pengaruh dan kekuasaan
·         Persamaan derajat yang diajarkan nabi berbeda dengan ajaran mereka yang lebih mementingkan perbedaan derajat karena kedudukan dan kekuasaan
·         Takut dibangkitkan sesudah mati berdasarkan ajaran Rasulullah.
·         Taklid pada nenek moyang
·         Perniagaan patung karena takut mematikan usaha pemahat dan penjual patung.
Kebencian orang quraisy terhadap nabi membuat kaum Quraisy melakukan pemboikotan untuk memutus hubungan dengan bani hasyim dan bani mutholib, sehingga membuat sedih nabi Muhammad atas tindakan mereka yang berlangsung selam 3 tahun. Ditambah lagi dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah yang disebut dengan ‘Am Al Huzn (tahun kesedihan). Pada saat menghadapi ujian tersebut, nabi diperintahkan untuk melakukan isra mi’raj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian.
Pada musim haji tahun 11 kenabian, beberapa suku Khazraj dan suku Auf menyatakan untuk masuk islam sehingga mereka melakukan baiat Aqobah pertama  (Baiah Aqabah Al Ula)untuk menyatakan sumpah setia. Kemudian pada tahun berikutnya  (Baiah Aqabah Al Tsaniyah) yang diikuti oleh perwakilan kabilah dari Yatsrib.

D.       Masa  nabi Muhammad di Madinah
Setelah baiat aqobah, tindakan kaum quraisy bertambah keras pada kaum muslimin, sehingga nabi memutuskan untuk hijrah ke Yatsrib yang terdiri dari 2 rombongan.
Senin tengah hari 8 Rabiul Awal nabi sampai di Quba setelah melakukan perjalanan cukup panjang.  Kemudian beliau istirahat untuk sementar sampai hari Jum’at 12 Rabiul Awal dan melaksanakan sholat Jum’at untuk yang pertama kalinya.
Kemudan beliau beserta rombongan melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. Sesampainya disana beliau beserta rombongan disambut dengan hangat dan penuh suka cita dengan oleh sekitar 500 orang. Rasulullah singgah dan memetap dirumah salah satu sahabat yang bernama Abu Ayyub Khalid Bin Zaid An Najjari Al Khazraji selama 7 bulan.
Termasuk perbaikan dan perkembangannya yang diberkati sekalipun hanya lafadz dan nama adalah pergantian nama dari Yatsrib menjadi Madinah.[4]
Nabi muhammad berdakwah di Madinah kurang lebih sepuluh tahun. Beliau meletakkan dasar dasar kebudayyan islam di tengah negeri yang memiliki berbagai kebudayaan dan agama. Setelah terciptanya ketenangan, pada tanggal 25 Dzul Qo’dah nabi bersama 100. 000 sahabat melaksanakan haji di Makkah. 3 bulan setelah haji, nabi Muhammad mengalami sakit demam selama beberapa hari dan menunjuk Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjamaah menggantikan beliau. Sehingga senin, 12 Rabiul Awal nabi menghembuskan nafas terakhir dengan usia 63 tahun, sehingga haji yang dilaksanakan disebut dengan haji wada’ (haji perpisahan).[5]  
E.        Kegigihan dan konsep nabi Muhammad dalam jihad dinil islam.
 Pembinaan masyarakat dan peletakan dasar dasar kebudayaan islam pada umumnya merupakan sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi, politik yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits.
a.       Berkaitan dengan peribadatan nabi Muhammad membangun masjid, yang pertama dalah masjid Quba, dan yang selanjutnya adalah masjid Nabawi. Kemudian disamping masjid terdapat juga tempat pertemuan nabi dengan para sahabatnya untuk belajar agama, mengadili suatu perkara, membahas tentang kegiatan berjual beli, bermusyawarah untuk menyelesaikan perasoalan dan berbagai kegiatan lainnya.
b.      Berkaitan dengan politik, nabi mengadakan perjanjian perdamaian dengan orang non muslim yang tinggal di madinah yang isinya adalah ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap tiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya masing masing, kemudian setiap penduduk bertanggung jawab dan memikul kewajiban bersama untuk menjalankan keamanan dan membela serta mempertahankan negeri terhadap ancaman dan serangan musuh yang kemudian disebut dengan piagam Madinah.
c.       Dalam kehidupan sosial, nabi meletakkan dasar Al Ikha, Al Musawah (Al Hujurat Ayat 13), Al Tasamuh(Al Kaafirun Ayat 6), Al Tasyawur (Al Imran Ayat 159), Al Ta’awun (Al Maidah Ayat 2) Dan Al ‘Adalah (An Nisa’ Ayat 58).
d.      Rasulullah mempersaudarakan umat muhajirin dan umat anshar dengan berdasarkan pertalian agama, bukan karena kesukuan


DAFTAR PUSTAKA

Sodiqin, Ali. Dkk. 2004.  Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta : LESFI
Yatim, Badri. 1995. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
An Nadwi, Al Hasani, Ali Hasan Abdul. 2006. As Sirah An Nabawiyyah (Sejarah Lengkap Nabi Muhammad). Yogyakarta : Mardhiyyah Press
Rofiq, Choirul Ahmad. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Ponorogo : STAIN Po Press
Karim, Abdul M. 2007. Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.

0 Response to "KONSEPSI TRADISI PRA ISLAM, MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN TRANSFORMASI NILAI ISLAM"

Posting Komentar