Cikal bakal Islam di Kabupaten Ponorogo



Kemunculan Agama Islam di Ponorogo berdasarkan catatan sejarah sejak abad XIV pada masa kerajaan Wengker. Sedangkan penyebaran dakwah Islam yang dilakukan oleh para pendatang berpusat di Glagah Wangi (Plampitan) yang sekarang disebut Puthuk Pesantren.[1] Kelompok pendatang atau kelompok baru ini dibawah komando Raden Bathoro Katong yang merupakan salah satu putra Raja Kerajaan Majapahit ke V yaitu Brawijaya V. Dalam misinya Raden Bathoro Katong dikawal Tumenggung Selo Aji dan Kyai Ageng Muslim atau lebih dikenal dengan Kyai Ageng Mirah.[2] . Menurut Muh Fajar Pramono kedatangan Raden Bathoro Katong ke Wengker (Ponorogo sekarang) membawa dua misi yaitu motif politik dan motif agama. Motif politik yaitu mengingatkan Demang Suryongalam yang menunjukkan indikasi pembangkangan terhadap kerajaan Majapahit sedangkan motif Agama adalah menyebarkan ajaran Agama Islam.[3]

Pada masa Bathoto Katong inilah yang menjadi cikal bakal adanya Islam di Ponorogo, hingga akhirnya Raden Bathoro Katong wafat dan Penyebaran dakwah Islam setelah era Raden Bathoro Katong berdasarkan catatan sejarah dilanjutkan pada masa Kyai Ageng Muhammad Besari yaitu pada abad XVIII dengan pusat penyebaran di desa Tegal Sari, Jetis, Ponorogo. [4] Pusat penyebaran agama Islam di Pesantren Tegal Sari ini mengalami masa kejayaan pada masa kepemimpinan yang diasuh oleh Kyai Kasan Besari yang santrinya mencapai ribuan orang.[5]Semenjak meninggalnya Kyai Kasan Besari, jumlah Santri Pesantren Tegal Sari mengalami penurunan, hingga akhirnya tak lebih dari 100 orang.[6]

Berkurangnya santri di pesantren Tegalsari bukan berarti penyebaran Islam di Ponorogo mengalami kemunduran akan tetapi perkembangan dakwah islam di Ponorogo mengalami kemajuan dan perkembangan yang signifikan. Santri yang awalnya menimba ilmu di Pesantren Tegalsari mendirikan pesantren sendiri dan membuka kajian-kajian keagamaan dilingkungannya sendiri dalam rangka berdakwah dan mengamalkan ilmunya di masyarakat.  Diantara salah satu Pesantren yang didirikan oleh keturunan dari Pesantren Tegalsari dan hingga saat ini masih berjaya di Ponorogo adalah Pondok Pesantren Gontor . 
Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya para penimba ilmu agama Islam melalui berbagai pesantren yang menyebar diseluruh pelosok negeri ini semakin bertambah banyak pula pesantren yang ada di Ponorogo, seperti Pondok Pesantren Durisawo, Pondok Pesantren Darul Huda, Pondok Pesantren Dipokerti dan puluhan hingga ratusan Pondok  Pesantren termasuk diantaranya adalah Pesantren Al-Idris yang ada di Banyudono Ponorogo


[1]  Soemarto, Menelusuri Perjalanan Reyog Ponorogo, (Ponorogo:CV.Kota Reog Media,2014),15
[2]  Ibid
[3]  Muh Fajar Pramono, Raden Bhatoro karong -e Wong Ponorogo, (Ponorogo LP2BM, 2006), 9
[4]  M. Solahudin, Napak Tilas Masyayikh Biografi 25 Pendiri Pesantren Tua di Jawa-Madura, (Kediri: NOUS Pustaka Utama,2013), 1
[5]  Ibid, 4
[6]  Ibid, 5

0 Response to "Cikal bakal Islam di Kabupaten Ponorogo"

Posting Komentar