Gerhana Matahari jauh-jauh hari bisa ditentukan kenapa penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal di perdebatkan, ini jawabannya



Bamba | Pada awal bulan maret 2016 Indonesia terlewati gerhana matahari total yang dapat disaksikan oleh sebagian besar masyarakat, baik yang memakai alat teropong (teleskop) maupun tanpa memakai alat sekalipun dapat melihatnya.

Dalam sebuah akun Facebook sesesorang menyebutkan “Gerhana Matahari saja bisa ditentukan jauh jauh hari kenapa tanggal 1 Ramadhan dan tanggal 1 syawal saja di perdebatkan....NEGERI INI MEMANG ANEH....” tulis pemilik akun.

Menurut admin pemilik akun facebook tersebut sengaja memancing sebuah masalah yang hampir setiap tahunnya selalu terjadi perbedaan dan menurut admin dalam menanggapi pemilik akun Facebook tersebut bahwa dia adalah pengikut paham Islam yang aneh juga karena tidak mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW yang benar dalam menentukan 1 Ramadhan maupun 1 syawal. Entah dia ini ikut siapa???, seharusnya kalau benar-benar beragama Islam tentunya harus dan wajib mengikuti apa yang diajarkan Nabi dan para sahabat-sahabatnya serta generasi penerus tentunya adalah para Alim ulama yang benar-benar keilmuannya nyambung sampai Rasululloh SAW.

Berikut ini adalah bukti Screenshots
akun facebooknya :



Dalam sebuah hadist disebutkan sebagai berikut :
Telah berkata Nabi Muhammad SAW :


صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِيَ عَلَيْكُمْفَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ.

Artinya : “Berpuasalah setelah melihat bulan dan berbukalah setelah melihat bulan, kalau bulan ditutup, maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban 30” (H. Riwayat Imam Bukhari – Muslim – Shahih Bukhari 1 hal. 231).

Maksud dari hadist ini menurut KH. Siradjuddin Abbas dalam bukunya 40 Masalah Agama Jilid 1 halaman 232 adalah sebagai berikut :
  • a.       Masuk Puasa harus dengan ru’yah hilal malam ke 30.
  • b.      Kalau hilal tidak kelihatan maka besoknya belum boleh masuk puasa, tetapi dicukupka dulu bulan yang lalu 30 hari, maka pada hari ke 31 adalah permulaan puasa
  • c.       Masuk puasa dan keluar puasa digantungkan kepada ada atau tidak adanya “Ru’yah hilal”, bukan atas ada atau tidak adanya bulan.
  • Kalau bulan tidak kelihatan malam 30, belum boleh puasa besoknya, walaupun ahli-ahli hisab ilmu falak mengatakan bahwa bulan sudah ada, karena masuk puasa tidak digantungkan kepada pendapat tukang hisab, tetapi kepada “ada” atau “ru’yah.
  • d.      Hadist ini secara tidak langsung menyuruh juga supaya umat Islam melihat hilal, jangan diabaikan begitu saja, karena ibadat puasa tergantung kepadanya

Dalam hadist lain Nabi SAW bersabda :

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِن حَالَتْ دُوْنَهُ غَيَابَهُ فَاَكْمِلُوْا ثَلَاثِينَ يَوْمًا.

Artinya: “Puasalah setelah melihat bulan dan ber-Hari Raya-lah sesudah melihat bulan; kalau bulan didindingi oleh awan maka sempurnakanlah (bulan yang terdahulu) 30 hari.” (H. Riwayat Tirmidzi III hal. 204.

Pada hadist ini lebih dijelaskan dari hadist yang pertama tentang arti “gumma” (tertutup awan) dengan “kalau membatas awan antara mata dan bulan, maka sempurnakanlah bilangan bulan yang terdahulu 30 hari, walaupun ahli hisab mengatakan bahwa bulan yang lalu itu hanya 29 hari”.

Hadist diatas membatalkan pekerjaan ahli-ahli hisab, karena bagi ahli-ahli hisab hitungan bulan tak bisa didinding oleh awan, karena hitungan terletak diatas kertas yang digores-gores dengan pensil, yang jelas Nabi SAW dalam hadist tidak pernah mengatakan:
  • a.       Puasalah pada tanggal yang dikatakan oleh ahli falak
  • b.      Ikutlah ahli falak kalau bulan tertutup awan
  • c.       Ikutlah almanak dinding atau Imsyakiyah
  • d.      Ikutlah apa yang dikatakan oleh Profesor ahli bintang di Lembang

Yang ada ialah : “Puasalah kamu kalau ada ru’yah hilal dan berhari rayalah kamu kalau ada ru’yah hilal, kalau ru’yah hilal tidak ada maka cukuplah hitungan 30 hari

COBA KITA BERTANYA KEPADA SELURUH UMMAT ISLAM DI SELURUH JAGAD INI “Manakah yang seharusnya didahulukan mengikuti Rasulullah atau mengikuti ahli falak? Saya sakin semua akan menjawab Rasulullah lah yang harus didahulukan


Anda mau ikut siapa ????
Yang benar apa yang salah ???


Semoga artikel ini bermanfaat
 

1 Response to "Gerhana Matahari jauh-jauh hari bisa ditentukan kenapa penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal di perdebatkan, ini jawabannya"